ME

ME

Label

Rabu, 23 September 2009

dampak-dampak darwinisme

Sampai saat ini tema evolusi masih tetap di ajarkan di sekolah-sekolah. Meskipun sebagian guru tidak percaya bahwa manusia berasal dari binatang, namun serpihan-serpihan konsep evolusi masih tetap exist di dalam pelajaran berbagai pelajaran di sekolah, terutama dalam pelajaran biologi dan sejarah. Serpihan-serpihan pikiran evolusi ini menjadi penghambat para pelajar untuk sungguh-sungguh beriman kepada Kitab Suci. Di satu sisi mereka percaya bahwa alam semesta dicipta oleh Allah dalam waktu 6 hari. Namun sisi lain mereka percaya bahwa proses terjadinya manusia dan makhluk-lainnya butuh waktu jutaan tahun. Da satu sisi mereka diajarkan untuk percaya sepenuhnya pada Alkitab yang adalah firman Tuhan. Namun sisi lain mereka juga harus menerima pengajaran sekolah yang isinya bertentangan dengan firman Tuhan. Seorang murid saya dengan kebingungan bertanya kepada guru biologinya yang mengajarkan teori evolusi. Dia mempertanyakan perbedaan antara Alkitab dengan pelajaran pelajaran biologi mengenai asal mula manusia. Guru biologi tersebut menjawab, "Kebenaran dalam Alkitab tidak bisa diterapkan di dalam illmu biologi. Ini dua bidang yang berbeda." Dalam benak siswa kebenaran itu telah terkoyak-koyak. Tidak ada kesatuan di dalam kebenaran. Ketika kebenaran sudah saling berkontradiksi maka logika tidak lagi butuhkan.

Sebelum kita membongkar berbagai kesalahan yang terdapat di dalam teori evolusi di dalam tulisan saya yang lain, ada baiknya kita disadarkan dulu akan bencana yang telah ditimbulkan sebagai dampak dari teori evolusi Darwinisme. Berikut ini adalah beberapa dampak dari Darwinisme bagi kehidupan.

1. Bertumbuhnya Atheisme.
Dengan adanya teori evolusi maka atheisme memiliki dasar berpijiak dan alasan untuk membela pandangannya. Oleh karena Tuhan tidak lagi diperlukan untuk menerangkan soal penciptaan serta asal mula terjadinya alam semesta ini, maka manusiapun merasa tidak perlu lagi percaya kepada-Nya.

2. Bertumbuhnya Rasisme
Buku karangan Darwin berjudul “The origin of Species by Natural Selection” mempunyai anak judul “THE PRESEVERATION OF FAVORED RACES IN STRUGGLE FOR LIFE” (Pemeliharaan Suku Bangsa yang Terkuat dalam Pergumulan Kehidupan). Ia menulis, “Kita sedang menantikan suatu dunia di waktu dekat ini, di mana sejumlah besar bangsa-bangsa yang rendah peradabannya akan mengalami kemusnahan oleh tindakan bangsa-bangsa yang lebih tinggi tingkat peradabannya di seluruh kawasan dunia.” Teori Evolusi mengajarkan bahwa suatu bangsa lebih baik dan lebih tinggi derajatnya, sedangkan Alkitab mengajarkan bahwa semua manusia sederajat di hadapan Allah.

3. Pertumbuhan Komunisme, Nazisme & Fasisme
Baik Nietzsche maupun Marx sangat terpengaruh oleh teori evolusi serta paham yang menganggap makhluk yang kuat saja yang dapat bertahan hidup. Marx telah memperkenalkan paham Sosialisme, Komunisme dan paham anarki. Nietzsche mempengaruhi pikiran bangsa Jerman yang menyebabkan timbulnya Nazisme, dan filsafatnya itu juga sangat mempengaruhi Mussolini sehingga membangkitkan gerakan Fasisme di Itali. Ravi Zakharia mengatakan, “Perang Dunia II bukan dimulai dari barak-barak militer ataupun dari hasil diskusi para jenderal, melainkan dimulai dari bangku sekolah.”

4. Bertumbuhnya pahan tidak bermoral (New Morality)
Revolusi pikiran yang dicetuskan oleh Freud, Russel dan sarjana-sarjana lainnya dipengaruhi oleh Darwinisme. Oleh karena manusia telah mulai menyadari tentang dirinya sebagai makhluk “binatang” yang paling tinggi derajatnya setelah mengalami proses evolusi dan bahwa kesempurnaan diri seseorang itu tergantung pada kepuasan diri sendiri, maka paham ini telah menimbulkan gejala suburnya hubungan seks bebas, gay-revolution, kesenjangan generasi, kehancuran kehidupan rumah tangga, dan banyaknya orang-orang yang kecanduan narkoba.

5. Bertumbuhnya liberalisme dalam sistem pengajaran.
Paham evolusi telah merasuk jauh sampai ke dalam bidang filsafat pendidikan melalui filsafat pendidikan John Dewey. “Dewey adalah ahli filsafat pendidikan yang pertama yang memanfaatkan secara sistematis sekali paham Darwin.” Dewey berpendapat bahwa tidak ada kebenaran yang sesungguhnya. Yang ada hanyalah “tanggapan pemikiran yang dijamin kebenarannya.” Paham Dewey telah memainkan peranan dalam sistem pengajaran di seluruh dunia. Sikap pendidikan dan kebebasan untuk menyelesaikan persoalan diri sendiri, dan sikap menentukan tujuan hidup diri sendiri merupakan konsekwensi logis dari paham Dewey. Seseorang dapat menentukan pilihannya dalam belajar dan bekerja menurut kehendaknya sendiri. “Biarlah alam mencari jalannya sendiri.” Biarkan anak-anak menemukan dirinya sendiri. Be your self! Berbagai bentuk aturan hanya menghambat proses pertumbuhan anak. Bebaskan pendidikan dari pengaruh kekristenan. Toh, tujuan terakhir dari segala sesuatunya adalah kepuasan dalam diri sendiri – kehendak daging!

6. Bertumbuhnya paham humanisme
Oleh karena manusia dianggap tidak pernah “jatuh” ke dalam dosa, akan tetapi lebih cenderung mengalami evolusi dari tingkat “makhluk binatang” menjadi makhluk yang makin hari makin beradab, maka tidak diperlukan adanya penebusan dosa di dalam Kristus, tidak diperlukan penyesalan akan dosa-dosa, tidak diperlukan keselamatan, oleh karena evolusi adalah juruselamat bagi umat manusia! Segi pandangan evolusi ini membuat ketegasan sikap anti-Alkitab dan anti-Kristen.

7. Keraguan terhadap Firman Tuhan
Jika teori evolusi adalah benar, maka Kejadian 1 pasti salah. Kalau Kejadian 1 salah, maka seluruh kitab Kejadian tidak dapat dipercaya. Konsekwensi logisnya seluruh Perjanjan Lama dan seluruh Perjanjian Baru tidak dapat dipercaya. Konsekwensi logis selanjutnya iman Kristen adalah salah. 

Minggu, 20 September 2009

teori ilmiah

"Teori"
  • Teori ilmiah merupakan sebuah kumpulan pernyataan yang saling berhubungan dan didukung dengan baik, yang menjelaskan berbagai pengamatan dan dapat digunakan untuk membuat prediksi yang dapat diuji.
Teori ilmiah menjelaskan suatu kerangka koheren yang sesuai dengan data-data pengamatan. Definisi ilmiah kata "teori" berbeda dengan pengertian kata ini secara umum. Secara umum, "teori" dapat berarti sebuah konjektur, opini, ataupun spekulasi yang tidak mempunyai dasar-dasar fakta maupun dapat membuat prediksi yang dapat diuji kebenarannya. Dalam ilmu pengetahuan, pengertian teori lebih kaku, yakni: teori haruslah didasarkan pada fakta-fakta yang terpantau dan dapat membuat prediksi yang dapat diuji.
Dalam ilmu pengetahuan, teori terkini (mutakhir) merupakan teori yang tidap memiliki teori alternatif lain yang secara seimbang dapat diterima ataupun lebih dapat diterima, serta merupakan teori yang telah lulus usaha falsifikasi. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat pengamatan yang berkontradiksi dengan teori tersebut sampai saat ini. Revisi pada teori terkini atau pembuatan teori baru yang menggantikan teori terkini diperlukan apabila sebuah pengamatan baru berkontradiksi dengan teori terkini. Walaupun demikian, falsifikasi sebuah teori tidak mengfalsifikasi fakta-fakta yang merupakan dasar dari teori tersebut.

Selasa, 15 September 2009

darwinisme

HAKIKAT TEORI EVOLUSI DARWIN: PERANG TERHADAP AGAMA

Di jaman ini, sejumlah kalangan berpandangan bahwa teori evolusi yang dirumuskan oleh Charles Darwin tidaklah bertentangan dengan agama. Ada juga yang sebenarnya tidak meyakini teori evolusi tersebut akan tetapi masih juga ikut andil dalam mengajarkan dan menyebarluaskannya. Hal ini tidak akan terjadi seandainya mereka benar-benar memahami teori tersebut. Ini adalah akibat ketidakmampuan dalam memahami dogma utama Darwinisme, termasuk pandangan paling berbahaya dari teori tersebut yang diindoktrinasikan kepada masyarakat. Oleh karenanya, bagi mereka yang beriman akan adanya Allah sebagai satu-satunya Pencipta makhluk hidup, namun pada saat yang sama berpandangan bahwa "Allah menciptakan beragam makhluk hidup melalui proses evolusi," hendaklah mempelajari kembali dogma dasar teori tersebut. Tulisan ini ditujukan kepada mereka yang mengaku beriman akan tetapi salah dalam memahami teori evolusi. Di sini diuraikan sejumlah penjelasan ilmiah dan logis yang penting yang menunjukkan mengapa teori evolusi tidak sesuai dengan Islam dan fakta adanya penciptaan.
Dogma dasar Darwinisme menyatakan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada dengan sendirinya secara spontan sebagai akibat peristiwa kebetulan. Pandangan ini sama sekali bertentangan dengan keyakinan terhadap adanya penciptaan alam oleh Allah.
Kesalahan terbesar dari mereka yang meyakini bahwa teori evolusi tidak bertentangan dengan fakta penciptaan adalah anggapan bahwa teori evolusi adalah sekedar pernyataan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada melalui proses evolusi dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Oleh karenanya, mereka mengatakan: "Bukankah tidak ada salahnya jika Allah menciptakan semua makhluk hidup melalui proses evolusi dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain; apa salahnya menolak hal ini?" Akan tetapi, sebenarnya terdapat hal yang sangat mendasar yang telah diabaikan: perbedaan mendasar antara para pendukung evolusi (=evolusionis) dan pendukung penciptaan (=kreasionis) bukanlah terletak pada pertanyaan apakah "makhluk hidup muncul masing-masing secara terpisah atau melalui proses evolusi dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Pertanyaan yang pokok adalah "apakah makhluk hidup muncul menjadi ada dengan sendirinya secara kebetulan akibat rentetan peristiwa alam, atau apakah makhluk hidup tersebut diciptakan secara sengaja?"
Teori evolusi, sebagaimana yang diketahui, mengklaim bahwa senyawa-senyawa kimia inorganik dengan sendirinya datang bersama-sama pada suatu tempat dan waktu secara kebetulan dan sebagai akibat dari fenomena alam yang terjadi secara acak. Mula-mula senyawa-senyawa ini membentuk molekul pembentuk kehidupan, seterusnya terjadi rentetan peristiwa yang pada akhirnya membentuk kehidupan.
Oleh sebab itu, pada intinya anggapan ini menerima waktu, materi tak hidup dan unsur kebetulan sebagai kekuatan yang memiliki daya cipta.
Orang biasa yang sempat membaca dan mengerti literatur teori evolusi, paham bahwa inilah yang menjadi dasar klaim kaum evolusionis.
Tidak mengherankan jika Pierre Paul Grassé, seorang ilmuwan evolusionis, mengakui evolusi sebagai teori yang tidak masuk akal. Dia mengatakan apa arti dari konsep "kebetulan" bagi para evolusionis:
…'[Konsep] kebetulan' seolah telah menjadi sumber keyakinan [yang sangat dipercayai] di bawah kedok ateisme. Konsep yang tidak diberi nama ini secara diam-diam telah disembah. (Pierre Paul Grassé, Evolution of Living Organisms, New York, Academic Press, 1977, p.107)
Akan tetapi pernyataan bahwa kehidupan adalah produk samping yang terjadi secara kebetulan dari senyawa yang terbentuk melalui proses yang melibatkan waktu, materi dan peristiwa kebetulan, adalah pernyataan yang tidak masuk akal dan tidak dapat diterima oleh mereka yang beriman akan adanya Allah sebagai satu-satunya Pencipta seluruh makhluk hidup. Kaum mukmin sudah sepatutnya merasa bertanggung jawab untuk menyelamatkan masyarakat dari kepercayaan yang salah dan menyesatkan ini; serta mengingatkan akan bahayanya.
Pernyataan tentang "adanya kebetulan" yang dikemukakan teori evolusi dibantah oleh ilmu pengetahuan
Fakta lain yang patut mendapat perhatian khusus dalam hal ini adalah bahwa berbagai penemuan ilmiah ternyata malah sama sekali bertentangan dengan klaim-klaim kaum evolusionis yang mengatakan bahwa "kehidupan muncul sebagai akibat dari serentetan peristiwa kebetulan dan fenomena alamiah." Ini dikarenakan dalam kehidupan terdapat banyak sekali contoh adanya rancangan (design) yang disengaja dengan bentuk yang sangat rumit dan telah sempurna. Bahkan sel pembentuk suatu makhluk hidup memiliki rancangan yang sangat menakjubkan yang dengan telak mematahkan konsep "kebetulan."
Perancangan dan perencanaan yang luar biasa dalam kehidupan ini sudah pasti merupakan tanda-tanda penciptaan Allah yang khas dan tak tertandingi, serta ilmu dan kekuasaan-Nya yang Tak Terhingga.
Usaha para evolusionis untuk menjelaskan asal-usul kehidupan dengan menggunakan konsep kebetulan telah dibantah oleh ilmu pengetahuan abad 20. Bahkan kini, di abad 21, mereka telah mengalami kekalahan telak. (Silahkan baca buku Blunders of Evolutionists, karya Harun Yahya, terbitan Vural Publishing). Jadi, alasan mengapa mereka tetap saja menolak adanya penciptaan oleh Allah kendatipun telah melihat fakta ini adalah adanya keyakinan buta terhadap atheisme.
Allah tidak menciptakan makhluk hidup melalui proses evolusi
Oleh karena fakta yang menunjukkan adanya penciptaan atau rancangan yang disengaja pada kehidupan adalah nyata, satu-satunya pertanyaan yang masih tersisa adalah "melalui proses yang bagaimanakah makhluk hidup diciptakan." Di sinilah letak kesalahpamahaman yang terjadi di kalangan sejumlah kaum mukmin. Logika keliru yang mengatakan bahwa "Makhluk hidup mungkin saja diciptakan melalui proses evolusi dari satu bentuk ke bentuk lain" sebenarnya masih berkaitan dengan bagaimana proses terjadinya penciptaan makhluk hidup berlangsung.
Sungguh, jika Allah menghendaki, Dia bisa saja menciptakan makhluk hidup melalui proses evolusi yang berawal dari sebuah ketiadaan sebagaimana pernyataan di atas. Dan oleh karena ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa makhluk hidup berevolusi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, kita bisa mengatakan bahwa, "Allah menciptakan kehidupan melalui proses evolusi." Misalnya, jika terdapat bukti bahwa reptil berevolusi menjadi burung, maka dapat kita katakan,"Allah merubah reptil menjadi burung dengan perintah-Nya "Kun (Jadilah)!".
Sehingga pada akhirnya kedua makhluk hidup ini masing-masing memililiki tubuh yang dipenuhi oleh contoh-contoh rancangan yang sempurna yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep kebetulan. Perubahan rancangan ini dari satu bentuk ke bentuk yang lain - jika hal ini memang benar-benar terjadi - akan sudah barang tentu bukti lain yang menunjukkan penciptaan.
Akan tetapi, yang terjadi ternyata bukan yang demikian. Bukti-bukti ilmiah (terutama catatan fosil dan anatomi perbandingan) justru menunjukkan hal yang sebaliknya: tidak dijumpai satu pun bukti di bumi yang menunjukkan proses evolusi pernah terjadi. Catatan fosil dengan jelas menunjukkan bahwa spesies makhluk hidup yang berbeda tidak muncul di muka bumi dengan cara saling berevolusi dari satu spesies ke spesies yang lain. Tidak ada perubahan bentuk sedikit demi sedikit dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain dalam jangka waktu yang lama. Sebaliknya, spesies makhluk hidup yang berbeda satu sama lain muncul secara serentak dan tiba-tiba dalam bentuknya yang telah sempurna tanpa didahului oleh nenek moyang yang mirip dengan bentuk-bentuk mereka. Burung bukanlah hasil evolusi dari reptil, dan ikan tidak berevolusi menjadi hewan darat. Tiap-tiap filum makhluk hidup diciptakan masing-masing secara terpisah dengan ciri-cirinya yang khas. Bahkan para evolusionis yang paling terkemuka sekalipun telah terpaksa menerima kenyataan tersebut dan mengakui bahwa hal ini membuktikan adanya fakta penciptaan. Misalnya, seorang ahli palaentologi yang juga seorang evolusionis, Mark Czarnecki mengaku sebagaimana berikut:
Masalah utama yang menjadi kendala dalam pembuktian teori evolusi adalah catatan fosil; yakni sisa-sisa peninggalan spesies punah yang terawetkan dalam lapisan-lapisan geologis Bumi. Catatan [fosil] ini belum pernah menunjukkan bukti-bukti adanya bentuk-bentuk transisi antara yang diramalkan Darwin - sebaliknya spesies [makhluk hidup] muncul dan punah secara tiba-tiba, dan keanehan ini telah memperkuat argumentasi kreasionis [=mereka yang mendukung penciptaan] yang mengatakan bahwa tiap spesies diciptakan oleh Tuhan. (Mark Czarnecki, "The Revival of the Creationist Crusade", MacLean's, 19 Januari 1981, hal. 56)
Khususnya selama lima puluh tahun terakhir, perkembangan di berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti palaentologi, mikrobiologi, genetika dan anatomi perbandingan, dan berbagai penemuan menunjukkan bahwa teori evolusi tidak lah benar. Sebaliknya makhluk hidup muncul di muka bumi secara tiba-tiba dalam bentuknya yang telah beraneka ragam dan sempurna. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa Allah menggunakan proses evolusi dalam penciptaan. Allah telah menciptakan setiap makhluk hidup masing-masing secara khusus dan terpisah, dan pada saat yang sama, dengan perintah-Nya "Kun (Jadilah)!" Dan ini adalah sebuah fakta yang nyata dan pasti.
Kesimpulan
Sungguh sangat penting bagi orang-orang yang beriman untuk senantiasa waspada dan berhati-hati terhadap sistem ideologi yang ditujukan untuk melawan Allah dan din-Nya. Selama 150 tahun, teori evolusi atau Darwinisme telah menjadi dalil serta landasan berpijak bagi semua ideologi anti agama yang telah menyebabkan tragedi bagi kemanusiaan seperti fasisme, komunisme dan imperialisme; serta melegitimasi berbagai tindak kedzaliman tak berperikemanusiaan oleh mereka yang mengadopsi berbagai filsafat ini. Oleh karenanya, tidak sepatutnya kenyataan dan tujuan yang sesungguhnya dari teori ini diabaikan begitu saja. Bagi setiap orang yang mengaku muslim, ia memiliki tanggung jawab utama dalam membuktikan kebohongan setiap ideologi anti agama yang menolak keberadaan Allah dengan perjuangan pemikiran dalam rangka menghancurkan kebatilan dan menyelamatkan masyarakat dari bahayanya.

Jun 11, 2007

darwinisme

Advertisements

8 Jun
(Disarikan dari VCD “Keruntuhan Teori Evolusi” dan “Dampak Darwinisme terhadap Kemanusiaan” karya Harun Yahya)

Di jaman ini, sejumlah kalangan berpandangan bahwa teori evolusi yang dirumuskan oleh Charles Darwin tidaklah bertentangan dengan agama. Ada juga yang sebenarnya tidak meyakini teori evolusi tersebut akan tetapi masih juga ikut andil dalam mengajarkan dan menyebarluaskannya. Ini adalah akibat ketidakmampuan dalam memahami dogma utama Darwinisme, termasuk pandangan paling berbahaya dari teori tersebut yang diindoktrinasikan kepada masyarakat.

Hal ini tidak akan terjadi seandainya mereka benar-benar memahami teori tersebut. Oleh karenanya, bagi mereka yang beriman akan adanya Allah sebagai satu-satunya Pencipta makhluk hidup, namun pada saat yang sama berpandangan bahwa “Allah menciptakan beragam makhluk hidup melalui proses evolusi,” hendaklah mempelajari kembali dogma dasar teori tersebut. Dogma dasar Darwinisme menyatakan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada dengan sendirinya secara spontan sebagai akibat peristiwa kebetulan. Pandangan ini sama sekali bertentangan dengan keyakinan terhadap adanya penciptaan alam oleh Allah.

Kesalahan terbesar dari mereka yang meyakini bahwa teori evolusi tidak bertentangan dengan fakta penciptaan adalah anggapan bahwa teori evolusi adalah sekedar pernyataan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada melalui proses evolusi dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Oleh karenanya, mereka mengatakan: “Bukankah tidak ada salahnya jika Allah menciptakan semua makhluk hidup melalui proses evolusi dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain; apa salahnya menolak hal ini?”

Akan tetapi, sebenarnya terdapat hal yang sangat mendasar yang telah diabaikan: perbedaan mendasar antara para pendukung evolusi (=evolusionis) dan pendukung penciptaan (=kreasionis) bukanlah terletak pada pertanyaan apakah “makhluk hidup muncul masing-masing secara terpisah atau melalui proses evolusi dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Pertanyaan yang pokok adalah “apakah makhluk hidup muncul menjadi ada dengan sendirinya secara kebetulan akibat rentetan peristiwa alam, atau apakah makhluk hidup tersebut diciptakan secara sengaja?”

A. Kelemahan-kelemahan Teori Evolusi

Teori evolusi, sebagaimana yang diketahui, mengklaim bahwa senyawa-senyawa kimia inorganik dengan sendirinya datang bersama-sama pada suatu tempat dan waktu secara kebetulan dan sebagai akibat dari fenomena alam yang terjadi secara acak. Mula-mula senyawa-senyawa ini membentuk molekul pembentuk kehidupan, seterusnya terjadi rentetan peristiwa yang pada akhirnya membentuk kehidupan. Oleh sebab itu, pada intinya anggapan ini menerima waktu, materi tak hidup dan unsur kebetulan sebagai kekuatan yang memiliki daya cipta.

Orang biasa yang sempat membaca dan mengerti literatur teori evolusi, paham bahwa inilah yang menjadi dasar klaim kaum evolusionis. Tidak mengherankan jika Pierre Paul Grassé, seorang ilmuwan evolusionis, mengakui evolusi sebagai teori yang tidak masuk akal. Dia mengatakan apa arti dari konsep “kebetulan” bagi para evolusionis: “…’[Konsep] kebetulan’ seolah telah menjadi sumber keyakinan [yang sangat dipercayai] di bawah kedok ateisme. Konsep yang tidak diberi nama ini secara diam-diam telah disembah.”

Akan tetapi pernyataan bahwa kehidupan adalah produk samping yang terjadi secara kebetulan dari senyawa yang terbentuk melalui proses yang melibatkan waktu, materi dan peristiwa kebetulan, adalah pernyataan yang tidak masuk akal dan tidak dapat diterima oleh mereka yang beriman akan adanya Allah sebagai satu-satunya Pencipta seluruh makhluk hidup. Kaum mukmin sudah sepatutnya merasa bertanggung jawab untuk menyelamatkan masyarakat dari kepercayaan yang salah dan menyesatkan ini; serta mengingatkan akan bahayanya. Pernyataan tentang “adanya kebetulan” yang dikemukakan teori evolusi dibantah oleh ilmu pengetahuan.

Fakta lain yang patut mendapat perhatian khusus dalam hal ini adalah bahwa berbagai penemuan ilmiah ternyata malah sama sekali bertentangan dengan klaim-klaim kaum evolusionis yang mengatakan bahwa “kehidupan muncul sebagai akibat dari serentetan peristiwa kebetulan dan fenomena alamiah.” Ini dikarenakan dalam kehidupan terdapat banyak sekali contoh adanya rancangan (design) yang disengaja dengan bentuk yang sangat rumit dan telah sempurna. Bahkan sel pembentuk suatu makhluk hidup memiliki rancangan yang sangat menakjubkan yang dengan telak mematahkan konsep “kebetulan.” Perancangan dan perencanaan yang luar biasa dalam kehidupan ini sudah pasti merupakan tanda-tanda penciptaan Allah yang khas dan tak tertandingi, serta ilmu dan kekuasaan-Nya yang Tak Terhingga. Usaha para evolusionis untuk menjelaskan asal-usul kehidupan dengan menggunakan konsep kebetulan telah dibantah oleh ilmu pengetahuan abad 20. Bahkan kini, di abad 21, mereka telah mengalami kekalahan telak.

Jadi, alasan mengapa mereka tetap saja menolak adanya penciptaan oleh Allah kendatipun telah melihat fakta ini adalah adanya keyakinan buta terhadap atheisme. Allah tidak menciptakan makhluk hidup melalui proses evolusi Oleh karena fakta yang menunjukkan adanya penciptaan atau rancangan yang disengaja pada kehidupan adalah nyata, satu-satunya pertanyaan yang masih tersisa adalah “melalui proses yang bagaimanakah makhluk hidup diciptakan.”

Di sinilah letak kesalahpamahaman yang terjadi di kalangan sejumlah kaum mukmin. Logika keliru yang mengatakan bahwa “Makhluk hidup mungkin saja diciptakan melalui proses evolusi dari satu bentuk ke bentuk lain” sebenarnya masih berkaitan dengan bagaimana proses terjadinya penciptaan makhluk hidup berlangsung. Sungguh, jika Allah menghendaki, Dia bisa saja menciptakan makhluk hidup melalui proses evolusi yang berawal dari sebuah ketiadaan sebagaimana pernyataan di atas. Dan oleh karena ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa makhluk hidup berevolusi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, kita bisa mengatakan bahwa, “Allah menciptakan kehidupan melalui proses evolusi.” Misalnya, jika terdapat bukti bahwa reptil berevolusi menjadi burung, maka dapat kita katakan,”Allah merubah reptil menjadi burung dengan perintah-Nya “Kun (Jadilah)!”. Sehingga pada akhirnya kedua makhluk hidup ini masing-masing memililiki tubuh yang dipenuhi oleh contoh-contoh rancangan yang sempurna yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep kebetulan. Perubahan rancangan ini dari satu bentuk ke bentuk yang lain - jika hal ini memang benar-benar terjadi - akan sudah barang tentu bukti lain yang menunjukkan penciptaan.

Akan tetapi, yang terjadi ternyata bukan yang demikian. Bukti-bukti ilmiah (terutama catatan fosil dan anatomi perbandingan) justru menunjukkan hal yang sebaliknya: tidak dijumpai satu pun bukti di bumi yang menunjukkan proses evolusi pernah terjadi. Catatan fosil dengan jelas menunjukkan bahwa spesies makhluk hidup yang berbeda tidak muncul di muka bumi dengan cara saling berevolusi dari satu spesies ke spesies yang lain. Tidak ada perubahan bentuk sedikit demi sedikit dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain dalam jangka waktu yang lama. Sebaliknya, spesies makhluk hidup yang berbeda satu sama lain muncul secara serentak dan tiba-tiba dalam bentuknya yang telah sempurna tanpa didahului oleh nenek moyang yang mirip dengan bentuk-bentuk mereka. Burung bukanlah hasil evolusi dari reptil, dan ikan tidak berevolusi menjadi hewan darat. Tiap-tiap filum makhluk hidup diciptakan masing-masing secara terpisah dengan ciri-cirinya yang khas.

Bahkan para evolusionis yang paling terkemuka sekalipun telah terpaksa menerima kenyataan tersebut dan mengakui bahwa hal ini membuktikan adanya fakta penciptaan. Misalnya, seorang ahli palaentologi yang juga seorang evolusionis, Mark Czarnecki mengaku sebagaimana berikut: “Masalah utama yang menjadi kendala dalam pembuktian teori evolusi adalah catatan fosil; yakni sisa-sisa peninggalan spesies punah yang terawetkan dalam lapisan-lapisan geologis Bumi. Catatan [fosil] ini belum pernah menunjukkan bukti-bukti adanya bentuk-bentuk transisi antara yang diramalkan Darwin - sebaliknya spesies [makhluk hidup] muncul dan punah secara tiba-tiba, dan keanehan ini telah memperkuat argumentasi kreasionis yang mengatakan bahwa tiap spesies diciptakan oleh Tuhan.

Khususnya selama lima puluh tahun terakhir, perkembangan di berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti palaentologi, mikrobiologi, genetika dan anatomi perbandingan, dan berbagai penemuan menunjukkan bahwa teori evolusi tidak lah benar. Sebaliknya makhluk hidup muncul di muka bumi secara tiba-tiba dalam bentuknya yang telah beraneka ragam dan sempurna. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa Allah menggunakan proses evolusi dalam penciptaan. Allah telah menciptakan setiap makhluk hidup masing-masing secara khusus dan terpisah, dan pada saat yang sama, dengan perintah-Nya “Kun (Jadilah)!” Dan ini adalah sebuah fakta yang nyata dan pasti.

B. Dampak teori Evolusi dan Darwinisme bagi Kemanusiaan

Setelah teori evolusi dikemukakan oleh Cahrles Darwin, muncullah berbagai dampak negatif yang menyertainya. Teori Evolusi ini telah mengilhami Karl Marx dalam merumuskan sosialisme yang pada akhirnya berujung pada komunisme. Teori Evolusi ini telah mengilhami berbagai orang seperti Hitler, Lenin, Mussolini untuk menggunakan kekerasan sebagai alat untuk melegitimasi kekuasaannya.

Hitler adalah salah seorang tokoh fasis yang kebijakannya diilhami oleh Darwin. Ia mempropagandakan opini bahwa ras Arya (Jerman) sebagai ras manusia paling tinggi dalam derajat/proses evolusi. Hitler membantai orang-orang yang mengalami Arya karena menganggap mereka akan mengganggu dan menghalangi proses evolusi.

Sepak terjang Hitler ini serupa dengan apa yang dilakukan oleh Lenin, Benito Mussolini, dan Khmer Merah. Mereka mempraktekkan rasisme, fasisme, komunisme dan imperialisme untuk melegitimasi berbagai tindak kedzaliman tak berperikemanusiaan. Mereka menganggap bangsa lain ada dibawahnya.

Kesimpulannya, sungguh sangat penting bagi orang-orang yang beriman untuk senantiasa waspada dan berhati-hati terhadap sistem ideologi yang ditujukan untuk melawan Allah dan din-Nya. Selama 150 tahun, teori evolusi atau Darwinisme telah menjadi dalil serta landasan berpijak bagi semua ideologi anti agama yang telah menyebabkan tragedi bagi kemanusiaan seperti fasisme, komunisme dan imperialisme; serta melegitimasi berbagai tindak kedzaliman tak berperikemanusiaan oleh mereka yang mengadopsi berbagai filsafat ini. Oleh karenanya, tidak sepatutnya kenyataan dan tujuan yang sesungguhnya dari teori ini diabaikan begitu saja. Bagi setiap orang yang mengaku muslim, ia memiliki tanggung jawab utama dalam membuktikan kebohongan setiap ideologi anti agama yang menolak keberadaan Allah dengan perjuangan pemikiran dalam rangka menghancurkan kebatilan dan menyelamatkan masyarakat dari bahayanya.


Rabu, 02 September 2009

dampak teori evolusi terhadap kehidupan

DAMPAK TEORI EVOLUSI TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA

PROPOSAL PENGAJUAN JUDUL

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Mengikuti Karya Tulis Ilmiah

Oleh:

JIHANULLOH AKBAR R

SMA PLUS MUALLIMIN PESANTREN PERSATUAN ISLAM 182

RAJAPOLAH KABUPATEN TASIKMALAYA

1430 H/2009 M




BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semua orang di dunia yang pernah mersakan bangku sekolah atau hanya mengetahui lewat buku pelajaran, artikel, majalah, dan lainnya. Pasti pernah mendengar yang namanya Teori Evolusi, yaitu suatu teori yang berkaitan dengan ilmu kehidupan. Pencetus teori tersebut adalah Charles Robert Darwin seorang Naturalis amatir dari Inggris di pertengahan abad ke-19.

Kebanyakan masyarakat mungkin hanya mengenal Teori Evolusi sebagai salah satu dari konsep biologi dan merupakan ilmu pengetahuan netral yang tidak memberikan pengaruh apapun terhadap keseharian kehidupan manusia. Padahal yang terkandung dalam teori tersebut lebih dari sekedar konsep biologi, karena yang diajarkan dalam teori tersebut memberikan pengaruh terhadap pemikiran-pemikiran yang muncul setelah adanya teori tersebut. Kita pasti pernah mendengar yang namanya Materialisme, Marxisme, dan Rasisme. Itu adalah segelintir pemikiran dari adanya Teori Evolusi, dan dari pemikiran-pemikiran tersebut muncul berbabagai faham dan gerakan-gerakan seperti: komunis, nasionalis, fasis, sampai faham-faham yang tidak bermoral timbul dari adanya teori tersebut.

Dari penuturan diatas penulis meyakini bahwa teori tersebut mendatangkan sisi negative yang dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari umat manusia. Karena secara di sengaja atau tidak teori tersebut telah memberikan pengaruh dan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan manusia, salah satu dampak yang telah terjadi adalah dengan telah terjadinya Perang Dunia diawal abad ke-20, menurut seorang Intelektual Muslim bernama HARUN YAHYA ia mengatakan ,”Perang dunia terjadi bukan diawali dari barak-barak militer yang saling bersaing dalam persenjataan melainkan dari bangku sekolah”. Dan seperti yang kita ketahui sekarang ini Teori Evolusi masih diajarkan di bangku sekolah maka ini juga akan mendatangkan pengaruh yang besar seandainya tidak diberikan klarifikasi atas teori tersebut oleh guru yang mengajarkan.

Oleh sebab itu Karya tulis ini disusun berangkat dari adanya sebab akibat pengaruh Teori Evolusi tersebut karena ternyata memberikan dampak dan pengaruh yang cukup besar terhadap kehidupan sehari-hari kita sebagai umat manusia. Oleh karena itu penulis mencoba memberikan sebuah pemaparan informasi tentang teori tersebut dan apa dampak yang disebabkan oleh pengaruh dari adanya teori tersebut dengan membuat sebuah karya tulis yang berjudul “DAMPAK TEORI EVOLUSI TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA”.

B. Perumusan Masalah

Adapun permasalahan yang penulis rumuskan adalah sebagai berikut :

  1. Apa Teori Evolusi itu ?
  2. Bagaimana dampak Teori Evolusi terhadap kehidupan manusia ?
  3. Bagaimana pandangan Islam terhadap Teori Evolusi ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian (Signifikasi Penelitian)

a. Tujuan Penelitian

adapun yang menjadi tujuan yang menjadi tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui apa itu Teori Evolusi, dan apa yang terkandung dalam Teori Evolusi.
  2. Untuk mengetahui dampak dari adanya Teori Evolusi terhadap kehidupan manusia.

b. Kegunaan Penulisan

Penulisan ini menjadi penting mengingat :

  1. Banyaknya dampak-dampak negative yang disebabkan oleh Teori Evolusi terhadap kehidupan manusia.
  2. Banyaknya masyarakat pada umumnya hanya menganggap Teori Evolusi sebagai ilmu pengetahuan netral yang menjadi salah satu pelajaran yang diajarkan pada mata pelajaran Biologi yang tidak memberikan dampak apapun terhadap kehidupan manusia.

D. Metode Penelitian Dan Penulisan

a. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kepustakaan (Library Research) dengan memakai sumber-sumber sebagai berikut :

  1. Sumber primer, yaitu buku yang berkaitan langsung dengan judul penulisan karya tulis ini.
  2. Sumber sekunder, yaitu buku-buku dan artikel yang berkaitan dengan judul karya tulis ini.

b. Metode Penulisan

Metode dalam penulisan karya tulis ini adalah Deskripsi


dampak teori evolusi terhadap kehidupan